Selasa, 13 Januari 2015

Strategi menjadi job seeker dan job creator di era MEA 2015

Seperti semua orang sudah tahu bahwa tahun 2015 kita akan menghadapi pasar bebas Asean atau yang lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi Asean. Dimana Pada tahun 2015 mendatang, kesepakatan Masyakarat Ekonomi ASEAN atau pasar bebas ASEAN mulai diberlakukan.
Persaingan bebas pun tak terhindarkan. Baik dari sisi bisnis maupun dari sisi ketenaga kerjaan dan  akan semakin meningkat menjelang pemberlakuan Pasar Bebas Asean pada akhir 2015 mendatang. Karena Masyarakat Ekonomi Asean tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa tetapi juga pasar tenaga tenaga kerja professional.
Jika ingin tetap bisa bersaing, tentunya Indonesia harus berbenah. Karena di beberapa sektor industri utama kita daya saingnya masih kalah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.
Tantangan
Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 merupakan  tantangan, peluang dan juga ancaman. Tergantung dari kesiapan seluruh stakeholders dan masyarakat Indonesia.
MEA bisa saja menjadi peluang jika kita mampu memanfaatkan momentum tersebut sebagai tantangan dan peluang dengan meningkatkan daya saing, sehingga kualitas dan layanan semakin baik dan setara setingkat kualitas internasional.
Indonesia dengan kekayaan sumber daya alamnya dan jumlah penduduknya yang banyak menjadi bekal terbesar dalam memasuki pertarungan pasar MEA. Namun sebenarnya siapa yang diuntungkan oleh adanya aturan pemberlakukan MEA?
Struktur ekonomi Indonesia yang lebih banyak ditopang  oleh usaha mikro, kecil dan menengah merupakan kesempatan dan momentum bagi perbaikan dan peningkatan kualitas produk dan jasa UMKM.
Pemerintah dituntut  bukan saja menjadi wasit, tetapi menjadi regulator yang dapat mendorong meningkatnya peran UMKM dalam perekonomian nasional.
 Ada 4 pilar dasar yang dapat di instal kepada pelaku UMKM agar mampu berdaya saing dalam pasar bebas Asean,  yaitu dari mindset, skillset, toolset, actionset.
Artinya pemerintah dalam mendorong berkembangnya UMKM Indonesia dapat memberikan pelatihan-pelatihan yang mengacu pada 4 pilar dasar dalam berbisnis tersebut.
Perubahan mendasar tersebut bisa di mulai dari mindset para pelaku UMKM, karena mindset menjadi landasan yang kuat tempat di mana keyakinan bersarang yang akan menjadi pondasi bagi para pelaku UMKM dalam mengambil keputusan, karena ketika mindset para pelaku UMKM benar maka bisa mempercepat dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang baik dan benar.
Perubahan mindset saja tidak cukup,  apabila tidak di imbangi dan di bekali dengan  skillset yang memadai. Karena skillset dalam berbisnis merupakan seperangkat keahlian yang harus di miliki oleh para pelaku UMKM agar bisa tetap survive, diantaranya adalah kemampuan berbahasa asing, kemampuan memimpin, kemampuan menjual, kemampuan bernegosiasi, kemampuan melatih team, kemampuan mengelola keuangan, dan lain-lain.
Semakin banyak bekal skill yang diberikan kepada UMKM Indonesia, maka semakin besar potensi UMKM bisa berhasil, bertumbuh dan berkembang serta dapat bersaing dalam pasar bebas Asean.
Untuk dapat mendukung langkah langkah tersebut di butuhkan toolset,  dimana dalam hal ini Pemerintah berperan penting, karena toolset yang dapat di pakai oleh para pelaku UMKM lahir dari kebijakan kebijakan pemerintah yang berpihak kepada UMKM Indonesia.
Ketika para UMKM sudah memiliki mindset, langkah penting seterusnya adalah  diperlukan pelatihan-pelatihan yang berbasis actionset. Mengapa actionset? Karena dengan actionset segala tindakan menjadi tertata sebagai implementasi dari sebuah strategi pasar untuk mencapai target atau goal yang di raih dari apa yang sudah di tetapkan.
Demikan seharusnya akselerasi yang harus dilakukan oleh  pemerintah. Tanpa persiapan yang memadai maka MEA akan menjadi kedok terjadinya liberalisasi yang dilegalkan oleh Pemerintah.
Bagi para pelaku usaha UMKM, MEA harus menjadi tantangan. Menyerahkan segalanya kepada pemerintah adalah sebuah kenaifan. Kita harus mampu bersinergi secara positif dengan para pengusaha lainnya, dengan kekuatan lainnya dan dengan kekuatan-kekuatan lokal  yang menjadi cirri khas produk Indonesia.
Beberapa solusi yang ditawarkan untuk menghadapi AEC 2015 di antaranya adalah :
1. Mengubah ‘mindset’ konsumtif menjadi produktif sehingga kita bisa mengurangi pengeluaran dan memperbesar pemasukan bagi negara kita.
2. Meningkatkan ‘Competitiveness’ produk yang akan berpengaruh pada ketertarikan konsumen akan produk yang kita hasilkan dengan kualitas terjamin dan harga yang terjangkau.
3. Diversifikasi dan peningkatan nilai tambah bahan baku dari sumber daya alam yang melimpah menjadi produk berorientasi ekspor.
4. ‘Competitiveness’ sumber daya manusia karena kunci dari kemajuan bangsa adalah bukan karena kekayaan alamnya melainkan SDM yang ada di dalamnya.
5. Mempersiapkan lulusan perguruan tinggi yang mampu berkompetisi minimal di tingkat ASEAN (kedepan semua profesi harus memiliki sertifikasi tingkat ASEAN) dan tiap tenaga profesional memiliki semangat yang tinggi.
6. Mengubah ‘mindset’ pegawai menjadi entrepreneur (pengusaha) sehingga diharapkan akan muncul pengusaha-pengusaha baru yang dapat menciptakan lapangan kerja dan memenuhi kebutuhan masyarakat indonesia secara mandiri sehingga tidak bergantung terhadap negara lain.
PERLU diketahui bahwa pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 bukanlah sebuah proyek ”mercusuar” tanpa roadmap yang jelas. MEA 2015 adalah proyek yang telah lama disiapkan seluruh anggota ASEAN dengan visi yang kuat.
Selain strategi menjadi job creator, disini saya akan menuliskan tentang strategi menjadi job seeker. Dalam mencari pekerjaan dibutuhkan strategi yang tepat agar tidak menganggur terlalu lama. Berikut beberapa strategi untuk mencari pekerjaan:
Tinggalkan zona nyaman Anda. Jangan hanya mencari pekerjaan di industri yang sudah Anda kenal baik saja. Ketika mengetik resume dan cv, cantumkan pula kualifikasi yang Anda miliki yang cukup berharga dan bisa digunakan dalam pekerjaan lain, seperti kepemimpinan dan komunikasi. Jangan lupa untuk memberikan contoh kemampuan Anda tersebut saat dipanggil wawancara nanti. Sehingga ketika ada lebih dari 1 posisi yang terbuka di perusahaan tersebut, mereka akan bisa mencoba mengalihkan Anda ke posisi yang berbeda dan mereka tiliki mampu Anda emban.
Minimalisir celah sejarah pekerjaan. Perusahaan yang membutuhkan karyawan akan mencari calon pekerja yang tetap menjaga profesionalitasnya, dan tetap mengasah kemampuannya selama periode kosong. Jika Anda berhenti bekerja akibat satu dan lain hal, misal, kantor Anda mengalami kebangkrutan, dan Anda belum bisa mencari pekerjaan lain, coba isi jeda waktu sebelum mendapatkan pekerjaan baru dengan kegiatan berguna. Contoh; pekerjaan lepasan (freelancing), magang, atau menjadi tenaga sukarela agar tetap aktif secara profesional. Pertimbangkan pula untuk mengambil kelas atau pendidikan untuk menambah pengetahuan Anda di area yang lain.
Fleksibel. Ketika persaingan makin ketat dalam dunia pencarian kerja, amat penting jika Anda mampu terus terbuka dengan kemungkinan apa pun. Jangan terpatok pada jabatan, gaji, atau fasilitas yang Anda dapatkan dulu. Ketika Anda sudah bisa membuktikan kualitas dan kemampuan Anda kepada perusahaan, barulah kemudian pertimbangkan negosiasi ulang untuk hal-hal yang Anda rasa layak Anda dapatkan.
Atur ulang jejak-jejak digital Anda. Hasil foto yang Anda posting di halaman pribadi bisa saja akan terlihat oleh calon atasan Anda. Bukan hal mustahil jika pihak perusahaan tempat Anda melamar akan mencari tahu latar belakang Anda lewat search engine. Hanya butuh waktu beberapa detik saja, mereka akan bisa melihat masa lalu, aktivitas, dan hal-hal pribadi Anda lainnya. Karena itu, usahakan agar laman-laman situs, blog, atau apa pun di internet yang berkaitan dengan Anda tertata rapi dan tidak membahayakan reputasi Anda.
Mencari pekerjaan sebelum diiklankan. Saat membeli surat kabar untuk mencari lowongan, jangan lupa untuk membaca isi lainnya juga. Caritahu perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang untuk memprediksi kemungkinan mereka sedang butuh karyawan. Kirimkan lamaran sebelum mereka memasang iklan lowongan. Perusahaan-perusahaan ini akan butuh karyawan baru juga pada akhirnya.
Perlebar pencarian. Biasanya, pada kolom lowongan, akan ada pembagian sesuai bidang atau industri. Untuk memperluas kesempatan Anda, cobalah untuk melirik ke kolom-kolom yang lainnya. Siapa tahu ada lowongan yang sebenarnya menarik untuk Anda coba.
Jejaring. Katakan kepada semua orang yang Anda tahu bahwa Anda sedang mencari pekerjaan. Termasuk kepada teman-teman di situs jejaring. Berikan informasi secukupnya, misal; alasan, dan kualifikasi Anda. Namun, ketika Anda melakukan hal ini, pastikan Anda tidak mengganggu teman-teman Anda atau membombardir mereka yang berusaha menolong dengan pertanyaan-pertanyaan.
Customize. Mengirimkan resume dan surat lamaran generik tak akan bisa mengambil perhatian calon pemberi kerja potensial. Siapkan satu resume dan curriculum vitae untuk masing-masing tempat yang Anda ingin kirimkan lamaran. Cantumkan kelebihan dan kemampuan Anda sesuai bidang deskripsi pekerjaan yang dituju. Perusahaan ingin melihat kecocokan Anda dengan pekerjaan yang lowong tersebut.
Tingkatkan pemasaran diri Anda. Cari tahu keahlian apa yang paling dibutuhkan di lapangan Anda dan ambil langkah –seperti mendaftarkan diri ke universitas terbuka, atau seminar akhir pekan, untuk memperkaya diri Anda akan bidang tersebut. Menghadiri acara-acara yang diadakan oleh perkumpulan profesi dan membaca publikasi yang relevan dengan bidang Anda juga akan membantu Anda memandang sesuatu dengan cara pandang berbeda.
Ikut perusahaan outsourcing. Perusahaan-perusahaan outsourcing atau staffing memiliki akses ke lowongan-lowongan tertentu yang tak diiklankan. Selain itu, mereka pun bisa menggandakan kemungkinan Anda mendapatkan pekerjaan. Mereka juga bisa memberikan Anda masukan berarti untuk resume, surat lamaran, dan kemampuan menghadapi wawancara, membantu Anda meningkatkan teknik pencarian pekerjaan Anda, sekaligus menambah kemungkinan mendapatkan pekerjaan.

Demikian deskripsi saya tentang stategi menjadi job creator dan job seeker. Semoga bermanfaat untuk semua.

Senin, 05 Januari 2015

Sertifikat Seminar Pasar Modal


seminar yang diadakan oleh BEM FE UG berjudul " be smart investor with capital market as a choice of investment". memberikan gambaran secara detail tentang pasar modal dan keuntungan berinvestasi di pasar modal.

Minggu, 04 Januari 2015

Contoh Paragraf Generalisasi, Analogi dan Kausalitas di Bidang Ekonomi

Contoh Paragraf Generalisasi :
Masalah kepadatan penduduk selalu menjadi masalah yang dihadapi di Jakarta, itu dikarenakan banyaknya pendatang yang berdatangan untuk menetap ataupun mencari perkerjaan di Jakarta. Menurut publikasi BPS pada tahun 2012 jumlah penduduknya meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini seharusnya menjadi acuhan pemerintah berkerja sama dengan masyarakat untuk mengurangi tingkat kenaikan jumlah penduduk di Jakarta. Banyak sekali cara untuk mengurangi penduduk yaitu ; Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran dan Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.

Contoh Paragraf Analogi :
Dalam fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, memiliki 2 program studi yaitu Akuntansi dan Manajemen. Kedua program ini memiliki perbedaan dalam masing-masing pembelajarannya.  Dalam Akuntansi lebih ditekankan kepada pembuatan laporan keuangan. Sedangkan Manajemen, pembelajarannya lebih menekankan dalam mengatur serta mengawasi jalannya kegiatan suatu perusahaan. Namun demikian, keduanya tetap memiliki kesamaan yaitu masih berada dalam 1 fakultas yang sama, yaitu fakultas Ekonomi.

Contoh Paragraf Kausalitas :
Harga beras dan kebutuhan pokok lainnya menlonjak tinggi. Kenaikan harga-harga tersebut mencapai dua kali lipatnya dari harga semula. Sehingga mengakibatkan beberapa warung menjadi gulung tikar, dan sebagian yang lain menaikan harga dagangannya. Oleh karena itu, biaya hidup anak kost atau perantau terutama di kota-kota besar bertambah mahal.