Pada
kesempatan kali ini saya akan mengutarakan pendapat saya mengenai job seeker
dan job creator. Yang saya ketahui mengenai job seeker adalah pencari kerja
sedangkan job creator adalah pencipta lapangan pekerjaan. Jadi menurut pendapat
saya dilihat dari segi benefit yang di
peroleh jelas lebih menguntungkan menjadi job creator dibanding job seeker. Kenapa?
Karena dengan menjadi job creator kita dapat menciptakan lapangan pekerjaan
untuk orang lain dan tentunya jelas mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Negara
kita yaitu Indonesia raya. Kurangnya tenaga ahli dan kemampuan masyarakat
seperti menganalisis pasar menjadi kendala masyarakat kita untuk menjadi job
creator atau bisa disebut entrepreneur. Terlebih lagi jika bisnis yang kita
tekuni mengalami masalah, selain diperlukan keahlian, ketelitian, kesabaran
menjadi seorang entrepreneur juga harus mempunyai keuletan untuk kelancaran dan
kemajuan usahanya. Di sini akan saya berikan beberapa kendala yang dihadapi
oleh para pengusaha baru yaitu :
1.
Ketidakmampuan Manajemen
Dalam
kebanyakan UKMK, kurangnya pengalaman manajemen atau lemahnya kemampuan
pengambilan keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan usaha. Pemiliknya
kurang mempunyai jiwa kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan untuk
membuat bisnisnya berjalan.
2.
Kurang Pengalaman
Idealnya,
calon wirausahawan harus memiliki keterampilan teknis yang memadai (pengalaman
kerja mengenai pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan konsep yang mencukupi);
kemampuan memvisualisasi, mengkoordinasi, dan mengintegrasikan berbagai
kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergis.
3.
Lemahnya Kendali Keuangan
Dalam
hal ini ada dua kelemahan mendasar yang perlu digarisbawahi, yaitu: kekurangan
modal dan kelemahan dalam kebijakkan kredit terhadap pelanggan. Banyak
wirausahawan membuat kesalahan pada awal bisnis dengan hanya “modal dengkul,”
yang merupakan kesalahan fatal. Wirausahawan cenderung sangat optimis dan
sering salah menilai uang yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam bisnis. Sebagai
akibatnya, mereka memulai usaha dengan modal yang terlalu sedikit dan tampaknya
permodalan yang memadai tidak akan pernah tercapai mengingat perusahaan mereka
memerlukan semakin banyak uang untuk mendanai pertumbuhannya. Selain itu,
tekanan terhadap UKMK untuk menjual secara kredit sangat kuat. Dimana, beberapa
manajer melihat peluang untuk mendapatkan keunggulan persaingan terhadap
pesaingnya dengan cara menawarkan penjualan kredit. Apapun kasusnya, pemilik
bisnis kecil harus mengendalikan penjualan kredit secara hati-hati karena
kegagalan mengendalikannya dapat menghancurkan kesehatan keuangan bisnis kecil.
4.
Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis.
Terlalu
banyak wirausahawan yang mengabaikan proses perencanaan strategis, karena
mereka mengira hal tersebut hanya bermanfaat untuk perusahaan besar saja.
Namun, kegagalan perencanaan biasanya mengakibatkan kegagalan dalam bertahan
hidup dan ini berlaku untuk keduanya usaha besar maupun usaha kecil. Sebab,
tanpa suatu strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak
memiliki dasar yang berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara
keunggulan bersaing di pasar.
5.
Pertumbuhan Tak Terkendali
Pertumbuhan
merupakan sesuatu yang alamiah, sehat, dan didambakan oleh semua perusahaan, tetapi
pertumbuhan haruslah terencana dan terkendali. Pakar manajemen Peter Drucker
menyatakan bahwa perusahaan yang baru berdiri dapat diperkirakan mengalami
pertumbuhan terlalu pesat dibandingkan dengan basis modal mereka apabila
penjualan meningkat 40 sampai 50 persen. Idealnya, perkembangan harus didanai
dari laba ditahan atau dari tambahan modal pemiliknya, tetapi sebagian besar
bisnis mengambil pinjaman paling tidak untuk sebagian investasi modalnya.
6.
Lokasi yang buruk
Untuk
bisnis apapun, pemilihan lokasi yang tepat untuk sebagian merupakan suatu seni
– dan untuk sebagian lagi ilmu. Sangat sering, lokasi bisnis dipilih tanpa
penelitian, pengamatan, dan perencanaan yang layak. Beberapa wirausahawan
memilih lokasi hanya karena ada tempat kosong. Akibat ketidaktepanan lokasi
ini, penjualan tidak berkembang dan bisnis tersebut terancam gagal.
7.
Pengendalian Persediaan yang Tidak Baik
Umumnya,
investasi terbesar yang harus dilakukan manajer bisnis kecil adalah dalam
persediaan, namun pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab
manajerial yang paling sering diabaikan. Tingkat persediaan yang tidak
mencukupi akan mengakibatkan kekurangan dan kehabisan stok, yang akhirnya
mengakibatkan pelanggan kecewa dan pergi.
8.
Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan.
Berhasil
melewati “tahap awal kewirausahan” bukanlah jaminan keberhasilan bisnis.
Setelah berdiri, pertumbuhan biasanya memerlukan perubahan gaya manajemen yang
secar drastis berbeda. Kemampuan-kemampuan yang tadinya membuat seorang wirausahawan
berhasil seringkali mengakibatkan ketidakefektifan manajerial. Pertumbuhan
mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang dan melepaskan kegiatan
pengendalian sehari-hari – sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh banyak
wirausahwan.
Adapaun beberapa keuntungan menjadi seorang
pengusaha adalah sebagai berikut :
Pertama,
menjadi bos untuk perusahaannya. Meski saat ini Anda menjadi pengusaha walaupun
dalam skala kecil, tidaklah menjadi masalah. Teruslah berusaha dan berdo’a,
karena bukannya tidak mungkin kalian menjadi bos untuk usaha yang sedang kalian
tekuni saat ini. Lambat laun, Andapun yang menjadi direktur di bisnis yang Anda
tekuni.
Kedua,
menjadi entrepreneur berarti Anda bisa mengatur dan bukan diatur.
Maksudnya disini adalah, Anda sendiri yang mengatur jadwal serta rencana bisnis
yang akan dijalankan. Misalnya saja Anda bisa mengatur jam kerja Anda Senin
sampai dengan Jumat, kemudian Sabtu dan Minggu bisa digunakan untuk libur. Tapi
konsekuensinya, tentu Anda harus bisa menyelesaikan pekerjaan sebelum hari
libur tersebut.
Ketiga,
dengan menjadi pengusaha anda akan semakin kreatif. Layaknya seperti game
online, sebagai pengusaha Anda harus bisa mengatur strategi ketika menghadapi
pasar yang jenuh atau banyaknya kompetitor. Menghadapi kondisi tersebut, secara
tidak langsung Anda akan terdorong untuk mencari ide-ide cemerlang yang secara
tidak langsung membuat Anda semakin kreatif dan inovatif.
Keempat,
secara langsung Anda membantu negara untuk memberantas pengangguran. Jelas
sekali bahwa Indonesia memiliki tingkat pengangguran yang cukup tinggi bila
dibandingkan dengan negara lainnya. Jadi, dengan menjadi pengusaha, kita bisa
merekrut masyarakat di sekitar kita yang belum mendapat pekerjaan. Saya sangat
yakin, bisnis akan sangat membantu perekonomian Bangsa ini.
Kelima,
menjadi pengusaha akan membantu kita memperbanyak link dan menjadi motivator
walau tidak secara langsung. Banyak sekali pengusaha memiliki link di berbagai
daerah, sehingga mereka tidak perlu risau ketika harus berkunjung ke suatu
daerah.
Keenam,
pengusaha bisa multitasking. Memang benar, pengusaha bisa multitasking.
Dan, pasti diantara pembaca artikel ini punya pekerjaan lain selain menjadi
pengusaha. Disinilah serunya, jadi kita selain mendapat penghasilan dari usaha,
juga mendapatkan hasil dari kerja selain menjadi pengusaha tersebut.
Ketujuh,
menjadi pengusaha tidak mengganggu waktu bersama keluarga dan beribadah. Waktu
kita lebih banyak dihabiskan bersama keluarga, karena kita sendiri yang
mengatur waktu kerja dan waktu juga tidak mengganggu waktu kita
untuk beribadah.
Adapun
beberapa alasan kenapa lebih memilih menjadi entrepreneur dibandingkan pegawai:
Pertama,
financial freedom. Artinya, seorang individu ingin terbebas dari masalah
keuangan dan keterbatasan ekonomi, serta daya untuk memiliki sesuatu sesuai
dengan keinginan.
Kemudian
alasan kedua ialah passive income. Alasan ini merupakan sebuah karakter
pebisnis yang menggambarkan bahwa dunia bisnis akan menghasilkan keuntungan
lebih tanpa harus bekerja lebih, seperti kerja kantoran.
Alasan
terakhir adalah more time. Hampir sebagian besar orang yang
memulai bisnis membayangkan akan memiliki waktu yang lebih fleksibel dan lebih
bebas dalam beraktivitas.
Jadi,
menurut saya mengapa tidak mencoba untuk menjadi seorang entrepreneur. Mungkin dengan keseriusan yang dimiliki bisa membantu perekonomian Indonesia.