Audit adalah kegiatan mengumpulkan informasi aktual
(bukti-bukti) dan signifikan melalui interaksi (pemeriksaan, pengukuran dan
penilaian serta penarikan kesimpulan) secara sistematis, obyektif dan
terdokumentasi yang berorientasi pada azas nilai manfaat.
Audit juga merupakan proses sistematik dalam pengumpulan dan
penilaian secara objektif atas bukti-bukti yang berkenaan dengan pernyataan
tentang tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwa untuk menentukan tingkat
kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria-kriteria standar, serta
mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada pihak-pihak pengguna yang
berkepentingan.
Audit dapat dibagi dua berdasarkan siapa pelakunya yaitu: audit
internal dan audit eksternal. Audit internal adalah
audit yang dilaksanakan di dalam suatu organisasi dalam hal ini Badan
Pengawasan Internal oleh auditor internal yang juga karyawan sendiri. Auditor
internal tidak memiliki tanggung jawab hukum kepada publik atas apa yang
dilakukannya dan dilaporkannya sebagai temuan. Hasil kerja auditor internal
bukan untuk masyarakat umum, melainkan untuk kepentingan internal organisasi
sendiri. Audit eksternal adalah audit yang dilaksanakan oleh
auditor eksternal dari pihak eksternal atau dari institusi independen. Audit
dilaksanakan berdasarkan azas-azas formal/standar kriteria tertentu yang
digunakan sebagai acuan untuk menilai. Hasil penilaian dikeluarkan oleh
institusi independen tersebut berdasarkan data dan informasi yang diperoleh
dari proses audit. Pernyataan auditor eksternal itu adalah kesimpulan yang
dijadikan dasar bagi institusi maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Contoh lembaga audit eksternal adalah akuntan publik. Audit eksternal juga bisa
dilakukan oleh konsultan yang diminta Dewan Audit untuk melakukan audit sesuai
lingkup permasalahan tertentu.
Audit manajemen adalah audit terhadap manajemen
suatu organisasi secara keseluruhan untuk menilai usur-unsur manajemen apakah
telah direncanakan, dijalankan dan dikendalikan dengan prinsip-prinsip
manajemen yang baik dan benar sehingga organisasi melalui fungsi-fungsinya
dapat mencapai tujuan yang direncanakan yang mencakup dimensi PQCDSME
(productivity, quality, cost, delivery, safety, morale, environment) secara
efektif dan efisien.
Pengertian manajemen audit tersirat dalam definisi kalangan
akademisi. Berikut beberapa definisi menurut Holmes dan Overmyer (1975) :
“The management audit means the examination and
evaluation of all information gathering functions and all phases of management
functions and activities, in order to ascertain if operating are conducted in a
effective and efficient manner.”
Sedangkan American Institute of Certified Public Accountant
/ AICPA :
“Management audit is a systematic review of an
organization’s activities or of a stipulated segment of them, in relation to
specified objectives for the purpose of :
· assesing
performance
· identifying
opportunities for improvement
· developing
recommendations for improvement or further action”
Audit manajemen merupakan instrumen bagi manajemen puncak
untuk membantunya dalam pemastian pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi
secara keseluruhan.
1. Tujuan Audit Manajemen
Menurut Hamilton (1986:1) tujuan
dari management audit secara keseluruhan adl utk
mengevaluasi efisiensi dan efektifitas dari organisasi. Evaluasi ini bisa
dilakukan pada perusahaan secara keseluruhan atau dibatasi pada lingkup
departemen atau fungsi tertentu dalam organisasi. Evaluasi terhadap kinerja
perusahaan ini dilakukan terhadap standar yg dibuat oleh manajemen atas dan
pada saat yg sama digunakan utk menilai keefektifan dari standar-standar dan
kebijakan-kebijakan tersebut.
Ramanathan (1990:300) mengatakan bahwa management
audit berkaitan dgn audit efisiensi dimana tujuan utama dari audit
efisiensi ini adl utk memastikan bahwa tiap unit mata uang diinvestasikan dalam
modal atau tempat lain yg memberikan pengembalian yg optimum dan bahwa
perencanaan investasi antara berbagai fungsi dan aspek yg berbeda dirancang utk
memberikan hasil yg optimum.
Tujuan management audit menurut Agoes (1996:173)
adl sebagai berikut :
a) Untuk menilai kinerja
(performance) dari manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan.
b) Untuk menilai apakah
berbagai sumberdaya (manusia mesin dana harta lainnya) yg dimiliki perusahaan
telah digunakan secara efisien dan ekonomis.
c) Untuk menilai
efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan (objective) yg telah
ditetapkan oleh top management.
d) Untuk dapat memberikan
rekomendasi kepada top management dalam memperbaiki
kelemahan-kelemahan yg terdapat dalam penerapan struktur pengendalian intern
sistem pengendalian manajemen dan prosedur operasional perusahaan dalam rangka
meningkatkan efisiensi keekonomisan dan efektifitas dari kegiatan operasi
perusahaan.
Siagian (2001:13) mengatakan bahwa kalangan
manajemen menunjukkan sambutan terhadap perkembangan management audit krn
jika digunakan dgn tepat maka management audit bisa memberi
manfaat yg besar yaitu:
a) Memungkinkan manajemen
mengidentifikasikan kegiatan operasional dalam perusahaan yg tak memberikan
kontribusi dalam perolehan keuntungan.
b) Membantu manajemen
dalam peningkatan produktifitas kerja dari berbagai komponen organisasi.
c) Memungkinkan manajemen
mengidentifikasikan hambatan dan kendala yg dihadapi dalam mengkoordinasikan
berbagai kegiatan dan mengambil langkah strategik utk mengatasi dan
menghilangkannya.
d) Memantapkan penerapan pendekatan
kesisteman dalam menjalankan roda organisasi.
e) Memungkinkan manajemen
pada berbagai tingkat menentukan strategi yg tepat.
f) Membantu
manajemen merumuskan pedoman teknis operasional bagi para pelaksana berbagai
kegiatan dalam perusahaan yg akan membantu para tenaga kerja operasional
melakukan kegiatan masing-masing dgn tingkat efisiensi dan efektifitas yg lbh
tinggi.
g) Mengidentifikasikan
dgn tepat berbagai masalah dan tantangan yg dihadapi dalam manajemen sumber
daya manusia.
h) Membantu manajemen
menilai perilaku bawahan dalam menyediakan informasi bagi pimpinan sesuai dgn
kebutuhan pimpinan pada berbagai hierarki perusahaan.
Berikut adl beberapa manfaat management audit menurut
Tunggal (2003:14) yaitu:
a) Memberi informasi
operasi yg relevan dan tepat waktu utk pengambilan keputusan.
b) Membantu manajemen
dalam mengevaluasi catatan laporan-laporan dan pengendalian.
c) Memastikan ketaatan
terhadap kebijakan manajerial yg ditetapkan rencana-rencana prosedur serta
persyaratan peraturan pemerintah.
d) Mengidentifikasi area
masalah potensial pada tahap dini utk menentukan tindakan preventif yg akan
diambil.
e) Menilai ekonomisasi
dan efisiensi penggunaan sumber daya termasuk memperkecil pemborosan.
f) Menilai
efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yg telah ditetapkan.
g) Menyediakan tempat
pelatihan utk personil dalam seluruh fase operasi perusahaan.
Apabila management audit dilakukan secara
berkala maka management audit bisa menunjukkan masalah ketika
masalah tersebut masih berskala kecil. Dengan demikianmanagement audit merupakan
alat manajemen yg membantu manajemen dalam mencapai tujuan krn tindakan
korektif dapat dilakukan utk pemecahan masalah apabila ditemukan inefisiensi
dan inefektifitas.
2. Jenis Audit Manajemen
Arens dan Loebbecke (2000:756) mengelompokkan management
audit menjadi 3 jenis yaitu functional organizational dan special
assignment. Berikut penjelasan dari masing-masing jenis tersebut :
1. Functional. Functional
audit berkaitan dgn satu atau lbh fungsi didalam organisasi.
Keuntungan dari functional audit adl diperbolehkan ada
spesialisasi oleh auditor. Auditor dalam staff internal audit bisa sangat
ahli dalam sebuah bidang misal fungsi production engineering.
Mereka bisa secara efisisen menghabiskan waktu mereka utk mengevaluasi
fungsi-fungsi yg berkaitan. Fungsi production engineering berkaitan
dgn fungsimanufacturing dan fungsi-fungsi lain dalam organisasi.
2. Organizational. Organizational
audit dalam sebuah organisasi berkaitan dgn seluruh unit organisasi
seperti departemen cabang atau anak perusahaan. Penekanan dalamorganizational
audit adl seberapa efektif dan efisien fungsi-fungsi tersebut
berinteraksi. Perencanaan organisasi dan metode-metode utk mengkoordinasi
aktivitas-aktivitas yg ada sangat penting dalam tipe audit ini.
3. Special Assignment.
Dalam operational auditing special assignment biasa
muncul krn permintaan manajemen. Jenis audit tipe ini cukup luas. Sebagai
contoh menentukan penyebab tak efektif sistem IT investigasi terhadap
kemungkinan ada fraud dalam sebuah divisi dan pemberian
rekomendasi utk menurunkan harga pokok produksi.
Menurut Sayle (1988:21) management audit dikelompokkan
menjadi tiga jenis sesuai dgn keragaman departemen mereka dan ruang lingkup
sebagai berikut :
1. Internal Audit. Management
audit ini dapat dilakukan oleh perusahaan atau departemen yg
bersangkutan dgn sistem-sistem prosedur-prosedur atau fasilitas-fasilitas.
Auditor yg mengerjakan dapat dari perusahaan mereka sendiri (internal
auditor) atau dgn menggaji auditor dari luar perusahaan (external auditor). Internal
audit merupakan teknik dimana manajemen dapat merasakan masalah mereka
sendiri dan menilai kinerja organisasi kebutuhan titik kekuatan dan
kelemahannya. Disebutkan bahwa self audit merupakan bagian
dari internal audit yg dilakukan oleh individual dalam sistem mereka sendiri
prosedur-prosedur dan fasilitas-fasilitas agar dapat menilai kinerja kebutuhan
kekuatan dan kelemahannya.
2. External audit. Management
audit ini dilakukan oleh perusahaan terhadap pemasok mereka atau sub
pemasok. Auditor dapat dari auditor internal maupun auditor eksternal.Management
audit dikerjakan utk menilai status kontrak atau perjanjian yg dibuat
perusahaan pemasok atau sub pemasok utk menentukan keadaan perusahaan atas
barang yg akan diterima sesuai dgn yg dibayarkannya.
3. Extrinsic Audit Management
audit ini dilakukan oleh pelanggan atau badan-badan yg berkaitan dgn
peraturan atau suatu agen inspeksi. Audit ini meliputi pelanggan dari
perusahaan-perusahaan pemasok dan sub pemasok.
Berkaitan dgn keterangan diatas maka management
audit yg dilakukan pada fungsi pembelian termasuk dari jenis internal
audit.
3. Ruang Lingkup dan
Tujuan Audit
Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek
kegiatan manajemen. Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat
juga hanya mencakup bagian tertentu dari program/aktivitas yang dilakukan.
Periode audit juga bevariasi, bisa untuk jangka waktu satu minggu, beberapa
bulan, satu tahun bahkan untuk beberapa tahun, sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
Sedangkan yang menjadi sasaran dalam audit manajemen adalah
kegiatan, aktivitas, program dan bidang-bidang dalam perusahaan yang diketahui
atau diidentifikasi masih memerlukan perbaikan/peningkatan, baik dari segi
ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas. Ada 3 (tiga) elemen pokok dalam tujuan
audit:
a) Kriteria
Kriteria merupakan standar (pedoman,norma) bagi setiap individu/kelompok di dalam perusahaan dalam melakukan aktivitasnya.
Kriteria merupakan standar (pedoman,norma) bagi setiap individu/kelompok di dalam perusahaan dalam melakukan aktivitasnya.
b) Penyebab
Penyebab merupakan tindakan yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok di dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif, program/aktivitas berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih tinggi, atau sebaliknya bersifat negative, program/aktivitas berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan.
Penyebab merupakan tindakan yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok di dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif, program/aktivitas berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih tinggi, atau sebaliknya bersifat negative, program/aktivitas berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan.
c) Akibat (effect)
Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan
criteria yang berhubungan dengan penyebab tersebut. Akibat negatif menunjukkan
program/aktivitas berjalan dengan tingkat pencapaian yang lebih rendah dari
kriteria yang ditetapkan. Sedangkan akibat positif menunjukkan bahwa
program/aktivitas telah terslenggara secara baik dengan tingkat pencapaian yang
lebih tinggi dari kriteria yang ditetapkan.
4. Prinsip Dasar Audit
a. Audit
dititikberatkan pada objek audit yang mempunyai peluang untuk diperbaiki
b. Prasyarat Penilaian
terhadap kegiatan objek audit
c. Pengungkapan
dalam laporan adanya temuan-temuan yang bersifat positif
d. Identifikasi individu
yang bertanggungjawab terhadap kekurangan-kekurangan yang terjadi.
e. Penentuan
tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggung jawab
f. Pelanggaran
hokum
g. Penyelidikan dan
pencegahan kecurangan
5. Perbedaan Audit
Manajemen dan Audit Keuangan
AUDIT
MANAJEMEN
|
AUDIT
KEUANGAN
|
||
1
|
Karakterstik
|
Menemukan
penyebab kelemahan, menganalisis akibat, menenttukan
perbaikan program/aktivitas perusahaan.
|
Audit data
akuntansi, proses pencatatan dan laporan akuntansi
|
2
|
Keluasan
audit
|
Keseluruhan
aspek manajemen baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif
|
Cenderung ke
aspek data keuangan (finansial)
|
3
|
Tujuan Audit
|
Menemukan
berbagai kelemahan dalam operasional perusahaan selanjutnya dilakukan
perbaikan à penghematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian
tujuan perusahaan.
|
Mendapatkan
keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan telah sesuai dengan PABU
(GAAP) àlap. Dapat digunakan untuk pemakai laporan keuangan
|
4
|
Ruang
Lingkup
|
Keseluruhan
fungsi manajemen dan unit terkait, mencapai seluruh aktivitas/program.
Keluasan audit bergantung pada pengendalian manajemen perusahaan.
|
Data akuntansi
dan proses penyajian laporan yang disajikan manajemen. Keluasan audit
bergantung pada efektivitas pengendalian internal perusahaan.
|
5
|
Dasar
Yuridis
|
Berdasar
kepedulian manajemen untuk memperbaiki program.
|
Keharusan
menyampailan laporan keuangan yang telah diaudit (akuntan publik).
|
6
|
Pelaksana
audit
|
Audit Internal
maupun eksternal à objektivitasnya?
|
Audit
independen (Audit eksternal). à objektivitas ?
|
7
|
Frekuensi
Audit
|
Tidak ada
ketentuan àkepedulian manajemen mencapai efektivitas dan efisien
program.
|
Bersifat
reguler, rutin àpenerbitan LK
|
8
|
Orientasi
hasil Audit
|
Audit à perbaikan
kinerja masa datang à anticipatory audit
|
Audit à Data
keuangan yang bersifat historisàpenilaian kinerja masa lalu
|
9
|
Bentuk
laporan
|
Komrehensip :
kesimpulan audit, kesimpulan penting àrekomendasi à belum ada
standar baku à laporan tergantung dari kemampuan auditor
|
Memiliki
standar baku àStandar Profesional Akuntan Publik (SPAP) à laporan
bentuk pendek yang menyertai laporan keuangan hasil audit
|
10
|
Pengguna
laporan
|
Pihak internal
|
Pihak ekstern à pemegang
saham, investor potensial, kreditor, pemerintah
|
6. Tahap-tahap Audit
Tahap
|
Tujuan
|
Audit
Pendahuluan
|
1. Informasi latar belakang objek
2. Penelaahan peraturan, ketentuan dan kebijakan
3. Penemuan objec yang memiliki potensial kelemahan
4. Menentukan audit sementara (tetantive audit
objectif)
|
Review dan
Pengujian Pengendalian Manajemen
|
§ Menilai
efektivitas pengendalian manajemen
§ Memahami
pengendalian yang berlaku
§ Mengetahui
potensi kelemahan aktivitas
§ Mendukung
audit sementara dan menjadikannya audit yang sesungguhnya (definitive
audit objektif).
|
Audit terinci
|
§ Pengumpulan
bukti yang cukup, relevan dan kompeten
§ Pengembangan
temuan à keterkaitan temuan satu dengan temuan yang lain à disajikan
dalam kertas kerja audit (KKA) sebagai pendukung kesimpulan dan rekomendasi
yang dibuat
|
Pelaporan
|
§ Mengkomunikasikan
hasil audit termasuk rekomendasi àpihak yang
berkepentingan à laporan komprehensif àmenyajikan temuan penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit
dan rekomendasi.
|
Tindak lanjut
|
§ Mendorong
pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut (perbankan) sesuai
dengan rekomendasi yang diberikan.
|
5. Ekonomisasi,
Efisiensi, dan Efektivitas
Meskipun terdapat perbedaan definisi mengenai management
audit pada inti terdapat kesamaan tujuan yaitu utk mengevaluasi
efisiensi efektifitas dan ekonomisasi organisasi. Efisiensi adl ukuran dari
hubungan antara masukan dan keluaran efektifitas adl ukuran dari keluaran dan
ekonomisasi merupakan ukuran masukan. Berikut adl beberapa definisi lain
mengenai efisiensi efektivitas dan ekonomisasi menurut beberapa pakar.
Tunggal (2003:12) mengutip definisi efisiensi efektifitas
dan ekonomisasi dari Gerald Vinten sebagai berikut :
1. Economy-doing
things cheap
2. Efficiency-doing
things right
3. Effectiveness-doing
the right things
Daft (2003:9) mengatakan bahwa efektivitas adl the
degree to which the organization achieves a stated goal dan efisiensi
merupakan the use of minimal resources raw materials money and people
to produce a desired volume of output. Pendapat tersebut kurang lbh
mempunyai arti bahwa efektivitas adl tingkat pencapaian organisasi atas sasaran
yg ditetapkan dan efisiensi adl penggunaan sumberdaya bahan baku uang dan
manusia secara minimal utk menghasilkan output sebanyak yg diharapkan.
Menurut Hans Kartiadi yg dikutip oleh Agoes (1996:180)
pengertian efektifitas ekonomisasi dan efisiensi dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Efektifitas berarti
produk akhir suatu kegiatan operasi telah mencapai tujuan baik ditinjau dari
segi kualitas hasil kerja kuantitas hasil kerja maupun batas waktu yg
ditargetkan.
2. Ekonomisasi atau
kehematan berarti cara penggunaan sesuatu barang (hal) secara berhati-hati dan
bijak agar diperoleh hasil yg terbaik.
3. Efisiensi berarti
bertindak dgn cara yg dapat meminamilisir kerugian atau pemborosan sumber daya
dalam melaksanakan atau menghasilkan sesuatu.
Berkaitan dgn kebutuhan akan pengukuran efektifitas
manajemen berikut adl pendapat Paton dan Littleton yg dikutip oleh Burrowes dan
Persson (2000:87) sebagai berikut:
Accounting exists primarily as a means of computing residuum a balance the difference between costs (as efforts) and revenues (as accomplishments) for individual enterprises. This difference reflects managerial effectiveness and is of particular significance to those who furnish the capital and take the ultimate responsibility.
Accounting exists primarily as a means of computing residuum a balance the difference between costs (as efforts) and revenues (as accomplishments) for individual enterprises. This difference reflects managerial effectiveness and is of particular significance to those who furnish the capital and take the ultimate responsibility.
Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa
keberadaan akuntansi yg utama adl sebagai alat utk menghitung residu saldo
selisih antara beban (sebagai usaha) dan pendapatan (sebagai pencapaian) utk
perusahaan perseorangan. Selisih tersebut merefleksikan efektifitas manajemen
dan merupakan hal yg penting khusus bagi mereka yg menyediakan modal dan
memegang tanggung jawab utama.
6. Ruang Lingkup Audit
Manajemen
Sesuai dengan tujuannya, audit manajemen dilaksanakan untuk
meningkatkan ekonomisasi, efisiensi,pengelolaan sumber daya, serta efektivitas
pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, audit manajemen diarahkan untuk
menilai secara keseluruhan pengelolaan operasional objek audit, baik funsi
manajerial (perencanaan, penorganisasian, pengarahan, dan pengendalian) maupun
fungsi fungsi bisnis perusahaan secara keselurahan ditujukan untuk mencapai
tujuan perusahaan.
a. Audit Manajemen
pada Fungsi Pemasaran
Audit manajemen pada fungsi ini bertujuan untuk menilai
bagaimana setiap program/aktivitas pemasaran yang dilakukan mencapai tujuannya
melalui pengelolaan sumber daya yang ekonomis dan efisien. Beberapa ruang
lingkup audit manajemen pemasaran meliputi :
a. Lingkup
Pemasaran
b. Strategi Pemasaran
c. Organisasi
Pemasaran
d. Produktivitas
Pemasaran
e. Fungsi Pemasaran
b. Audit Manajemen pada
Fungsi Produksi dan Operasi
Audit manajemen pada fungsi ini bertujuan untuk melakukan
pengujian terhadap ketaatan perusahaan dalam menerapkan berbagai aturan dan
kebijakan yang telah ditetapkan dalam operasi perusahaan. Di samping itu, audit
pada fungsi ini juga ditujukan untuk menilai ekonomisasi dan efisiensi
pengelolaan sumber daya dan efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Ruang
lingkup audit ini meliputi :
a. Perencanaan
produksi
b. Pengendalian kualitas
(quality control)
c. Produktivitas
dan efisiensi
d. Metode dan standar
kerja
e. Pemeliharaan
peralatan
f. Organisasi
manajemen produksi dan operasi
g. Plant and layout
c. Audit Manajemen
pada Fungsi Sumber Daya Manusia
Audit manajemen pada fungsi ini bertujuan untuk menilai
apakah kebutuhan SDM suatu perusahaan sudah terpenuhi dengan cara hemat,
efisien, dan efektif. Ruang lingkup ini mencakup :
a. Perencanaan tenaga
kerja
b. Penerimaan karyawan
c. Seleksi
d. Orientasi dan
penempatan
e. Pelatihan dan
pengembangan
f. Penilaian kerja
g. Pengembangan karir
h. Sistem imbalan dan
kompensasi
i. Perlindungan
karyawan
j. Hubungan
karyawan
k. PHK
d. Audit Manajemen pada
Fungi Sistem Informasi
Audit manajemen pada fungsi system informasi menekankan pada
penilaian terhadap keandalan system informasi yang dimiliki perusahaan untuk
menghasilkan informasi yang diperlukan secara akurat dan tepat waktu. Dengan
berkembangnya teknologi saat ini, sebagian besar audit manajemen pada fungsi
ini diarahkan untuk audit system informasi yang berbasis computer (electronic
data processing-EDP). Ruang lingkup audit ini meliputi :
a. Dukungan satuan
pengolah data
b. Perencanaan pengolahan
data
c. Organisasi
pengolahan data
d. Pengendalian
pengolahan data
7. Audit Manajemen
Lingkungan
Tujuan utama audit manajemen pada fungsi ini adalah untuk
menilai sejauh mana perusahaan telah melaksanakan tanggung jawab lingkungannya.
Tujuan audit ini mencakup baik tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan
internalnya maupun tanggung jawab lingkungan eksternal.
8. Audit Sistem Manajemen
Kualitas
Audit system kepastian kualitas bertujuan untuk menilai
apakah system kepastian kualitas yang diterapkan perusahaan telah mampu memandu
proses operasi perusahaan untuk dapat mencapai kualitas produk sesuai dengan
standart yang ditetapkan.
9. Audit Manajemen Bidang
Perpajakan
Audit perpajakan (Tax Preview) dapat membantu wajib pajak
dengan melakukan penilaian terhadap pengelolaan fungsi perpajakan untuk
menentukan:
a. Apakah setiap
transaksi mengandung unsur perpajakan telah dikelola dengan baik. Dapat
meminimalkan kewajiban perpajakan perusahaan (memaksimalkan deductable expense)
b. Apakah pengelolaan
fungsi perpajakan telah dilakukan dengan baik dan tidak melanggar aturan serta
ketentuan perpajakan yang berlaku.
c. Apakah
penyelesaian kewajiban perpajakan perusahaan (pembayaran dan pelaporan) telah
dilakukan dengan tepat waktu.
Pelaksanaan Audit perpajakan dapat membantu perusahaan dalam
mengelola kewajiban perpajakannya dengan efektif dan efisien,sehingga
perusahaan dapat meminimalkan kewajiban perpajakannya tanpa melanggar aturan
dan ketentuan perpajakan yang berlaku.
0 komentar:
Posting Komentar